A. KONSEP DASAR APPENDICITIS
1. Pengertian
Appendiksitis adalah peradangan pada appendiks vermiformis yang
merupakan kasus gawat darurat abdomen.
2. Epidemiologi
Appendicitis merupakan
kasus bedah yang banyak dijumpai, saat ini termasuk
penyakit akut abdomen. Dari laporan Rumah Sakit Sanglah Denpasar
pada tahun
2007 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi( ) .Tingginya angka
kejadian ini ada kaitannya dengan prilaku dan gaya hidup masyarakat kita saat ini seperti
pola makan yang tidak teratur, aktivitas yang kurang dan lainnya.
3. Etiologi
Adanya penyumbatan pada lumen yang dapat disebabkan oleh :
-
Hiperplasia dari folikel
limfoid
-
Adanya leukosit dalam lumen
appendiks
-
Adanya benda asing seperti
cacing ascaris
-
Striktur karena fibrosis
4. Patofisiologi
Faktor utama penyebab appendiksitis adalah obstruksi lumen yang
diikuti dengan infeksi oleh bakteri. Bila ada obstruksi yang lebih jarang
adalah batu, tumor, cacing parasit lain, infeksi virus atau benda asing lain
yang mengakibatkan pembengkakan jaringan limfoid, sekret mukus yang terus
menerus yang menyebabkan appendiks teregang dan terbendung menyebabkan dinding
appendiks oedema serta merangsang tunika serosa dan peritoneum visceral. Oleh
karena persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal maka rangsangan ini
dirasakan sebagai rasa sakit di sekitar umbilikus. Mukus yang terkumpul itu
lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah yang menyebabkan apendik semakin
meregang kemudian timbul gangguan aliran vena sedangkan arteri belum terganggu.
Peradangan yang meluas dan mengenali peritoneum parietal setempat sehingga
menimbulkan rasa nyeri di kanan bawah.
5. Klasifikasi Appendiksitis
a.
Appendiksitis supuratif akut
b.
Appendiksitis gangrenosa
c.
Appendiksitis perforasi
d.
Appendiksitis infiltrat
e.
Appendiksitis abses
f.
Appendiksitis kronik dan akut
6. Gejala Klinik
-
Nyeri samar-samar dan merupakan
nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus
-
Mual dan kadang muntah
-
Nafsu makan menurun
-
Dalam beberapa jam nyeri akan
berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney sehingga nyeri dirasakan lebih
tajam dan lebih jelas berupa nyeri tekan dan nyeri lepas pada regio iliaka
dekstra
-
Kadang tidak ada nyeri
epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita memerlukan obat
pencahar
-
Demam sekitar 37,5 C – 38,5 C
7. Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi :
1.
Klien tampak kesakitan dan
bertambah berat jika disuruh menekuk kaki kanan
2.
Pergerakan klien yang sangat
hati – hati terutama pada yang akut
3.
Bila berbaring kaki kanan
sedikit ditekuk
b.
Auskultasi : penurunan peristaltic usus
c.
Palpasi :
1.
Temperatur badan hangat
2.
Nyeri lepas di daerah Mc.
Burney yang menjalar ke seluruh perut
d. Auskultasi :
8. Pemeriksan penunjang :
A Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan
leukositosis ,untuk menegakkan
diagnose pada perforasi terjadi peningkatan leukosit yang tinggi
antara 10.000 – 18.000 /mm3
a.
Pemeriksaan urine rutin untuk
membedakan appendiksitis dengan kelainan di saluran kencing
b.
Foto Rontgen/ USG ; ditemukan
gambaran tumpukan masa di umbai cacing
9. Kreteria Diagnosis
10. Penatalaksanaan
Pada appendiksitis pengobatan yang paling baik adalah operasi
appendiktomy. Dalam waktu 48 jam operasi harus telah dilakukan atau bila tidak mungkin
maka dilakukan tindakan konservatif. Penderita diobservasi, istirahat total
dalam posisi fowler, beri antibiotik dan beri makanan yang tidak merangsang
peristaltik.
Tindakan pre operatif : penderita dirawat, berikan antibiotik dan
kompres untuk menurunkan suhu tubuh penderita, bila terlihat adanya gangguan
keseimbangan air maka segera diberikan cairan parenteral seperti Na Cl 0,9 %
dan Glukosa 5%. Daerah perut bawah dan pubis dibersihkan dan dicukur.
Premedikasi diberikan 30 menit sebelum operasi.
Tindakan operatif : Appendiktomy
Tindakan Post Operatif : observasi tanda vital, penderita dikatakan
baik dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu puasa sampai fungsi usus
normal kemudian berikan minum sedikit, keesokan harinya diberikan makanan
saring, hari berikutnya makanan lunak dan mobilisasi dini dilakukan satu hari
pasca bedah.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien
a.Pre
appendiktomy adalah :
Data subyektif :
1.
Nyeri daerah pusar menjalar
kedaerah perut kanan bawah
2.
Mual, muntah , kembung
3.
tidak nafsu makan
4.
tungkai kanan tidak dapat
diluruskan
5.
Diare atau konstipasi
Data obyektif
1.
Nyeri tekan di titik Mc.burney
2.
Peningkatan suhu tubuh 38 -
38,5ºc
3.
Spasme otot
4.
Takhikardi, takipnea
5.
pucat, gelisah
6.
Bising usus berkurang atau
tidak ada
b. Data post op
Appendictomy
Data Subyektif
1.
Nyeri daerah operasi
2.
Lemas
3.
Haus
4.
Mual, kembung
5.
pusing
Data Obyektif
1.
Terdapat luka operasi di
kuadran kanan bawah abdomen
2.
Terpasang infuse
3.
Bising usus berkurang
4.
Selaput mukosa mulut kering
2.
Diagnosa Keperawatan
1.
Keterbatasan gerak dan
aktifitas b/d keadaan umum lemah
2.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b/d post appendiktomy
3.
Gangguan rasa aman (cemas) b/d
pembedahan atau kurangnya pengetahuan
4.
Resiko gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d intake kurang
5.
Resiko terjadi infeksi b/d
perawatan luka yang kurang steril
Pohon Masalah :
3.
Perencanaan
a Keterbatasan
gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
Rencana Tindakan :
1.
Rubah posisi secara perlahan
2.
Anjurkan mobilisasi dini
3.
Monitor vital signs
4.
Bantu memenhui kebutuhan sehari-hari
b.Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d pre / post appendiktomy
Rencana Tindakan :
1.
Evaluasi atau monitor perkembangan nyeri dengan
melihat ekpresi wajah dan skala nyeri
2. Ukur vital sign
3.
Atur posisi semi fowler
4.
Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
5. Kolabrasi dalam pemberian analgetik
c. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya
pengetahuan
Rencana Tindakan :
1.Beri penjelasan tentang penyakitnya
2.Memberitahukan pasien tentang pengobatan dan
perawatan yang diberikan
3.Beri dorongan secara psikologis
d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan
b/d
intake kurang
Rencana Tindakan ;
1.Catat intake dan output
2.Monitor tanda vital
3.Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral
e. Resiko terjadinya infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril
Rencana Tindakan :
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Pertahankan tindakan pencegahan dengan tehnik septik
aseptik
1.
Pantau tanda-tanda vital
2.
Rawat luka dengan steril
3.
Kolaborasi dengan pemberian
antibiotik
b.
Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah di
susun dalam rencana perawatan. Pelaksanaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
akan pelayanan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
c.
Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap keberhasilan dari
perencanaan dan pelaksanaan perawatan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian
dilakukan pada hari Jumat, tanggal 9 Juni 2000 Pk. 12.00 WITA di Ruang Ratna
RSUP Sanglah Denpasar.
1.
Pengumpulan Data
a.
Identitas
Pasien
Penanggung
Nama : M.Y. : K.S.
Umur : 20 tahun : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan : Laki-laki
Status
Perkawinan : Kawin : Kawin
Suku Bangsa :
Bali/Indonesia : Bali/Indonesia
Agama : Hindu : Hindu
Pendidikan : SMP : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Wiraswasta
Alamat : Br. Lengkiling
Peguyangan Denpasar Barat
b.
Alasan Dirawat
1)
Keluhan Utama : Nyeri pada luka
post operasi
2)
Riwayat Penyakit :
Pasien datang tanggal 8 Juni 2000 Pk. 10.30 WITA dengan keadaan umum
lemah, tekanan darah 100/60 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 80 x/menit, respirasi 20
x/menit. Sejak tanggal 5 Juni 2000 pasien merasakan nyeri perut pada bagian
kanan bawah yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Pasien sempat berobat ke
dokter swasta dan diberi obat tetapi pasien lupa nama obatnya kemudian sejak
pagi tanggal 8 Juni 2000 pasien mengatakan nyeri perutnya semakin bertambah,
perut terasa kembung, demam, mual dan muntah sebanyak dua kali, BAB dan BAK
normal. Pasien kembali berobat ke dokter swasta dan pasien dirujuk ke RSUP
Sanglah Denpasar sehingga pada Pk. 07.00 WITA pasien dikirim ke UGD Triage
Medis diantar oleh keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosa
Appendiksitis Akut dan pada Pk. 09.30 WITA pasien menjalani operasi dan selesai
pada Pk. 10.30 WITA dan pasien dipindahkan ke Ruang Ratna untuk mendapatkan
perawatan selanjutnya yaitu perawatan Post Appendiktomy.
Riwayat kebidanan : pasien post partum dua bulan yang lalu yaitu
tanggal 30 Mei 2000, partus spontan di bidan swasta, anak lahir perempuan
dengan BB 3200 gram, menangis spontan, sekarang hidup, saat ini pasien sedang
menyusui, tidak ada perdarahan pervaginam tidak ada, keputihan tidak ada, panas
badan tidak ada, pasien menggunakan KB Suntik, menarche pada umur 14 tahun,
haid teratur, dengan siklus 28 hari, lama haid 3 – 4 hari, HPHT : 1 Mei 2000.
Diagnosa Medis :
Post Appendiktomy Hari I
Therapy :
-
IVFD RL 28 tetes/menit
-
Ceradolan 3 x 1 gram
-
Novalgin 3 x 1 ampul
-
Alinamin F 3 x 1 ampul
-
Vit C 3 x 200 mg
c.
Data Bio Psiko Sosio Spiritual
1)
Data Biologis
a)
Bernafas
Sebelum dan saat pengkajian pasien tidak mengalami gangguan dalam
bernafas baik saat inspirasi maupun ekspirasi
b)
Makan dan minum
Sebelum dirawat pasien tidak ada gangguan dalam hal makan atau
minum. Pasien biasa makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan
kadang-kadang buah. Pasien mengatakan suka makan rujak dan yang pedas-pedas dan
tidak memiliki pantangan dalam hal makan, pasien biasa minum 1500 cc sehari.
Pada saat dirawat pasien mengeluh nafsu makannya berkurang dan pasien hanya
menghabiskan ½ dari porsi makan yang disediakan. Berat badan menurun sejak
…….menjadi 54 kg yang sebelumnya 56 kg. Saat pengkajian pengukuran BB tidak
bisa dilakukan karena keadaan umum pasien lemah. Untuk mengganti nutrisi pada
pasien dipasang infus RL 28 tetes/menit. Pasien sudah bisa minum
sedikit-sedikit secara oral (…….cc per kali minum).
c)
Eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam BAB dan
BAK. Pasien BAB sekali sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek, warna
kuning, sedangkan BAK 4 – 5 kali sehari dengan bau khas. Saat pengkajian pasien
belum BAB, flatus (+) dengan bau khas, terpasang dower kateter dgn jumlah urine
700 cc.
d)
Istirahat dan tidur
Sebelum dan sesudah sakit pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
dalam istirahat dan tidur. Sebelum dirawat pasien biasa tidur malam Pk. 22.00
WITA dan bangun pada Pk. 05.00 WITA, tidur siang jarang.
e)
Gerak dan aktifitas
Pasien biasa melakukan aktifitas sehari-hari sebelum dirawat seperti
memasak, mencuci, mengurus bayi. Saat pengkajian pasien terbaring di tempat
tidur. Pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, terpasang infus RL 28
tetes per menit dan terpasang dower kateter, pasien mengatakan badannya lemah
dan kebutuhan pasien dibantu seperti mandi dan mengatur posisi.
f)
Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien mengatakan mandi 2 x per hari dikamar mandi
dengan memakai handuk, gososk gigi 2 x sehari, cuci rambut 3 x seminggu. Saat
pengkajian pasien tidak bisa mandi sendiri dan dibantu oleh perawat.
g)
Pengaturan suhu tubuh
Selama sakit pasien pernah mengalami peningkatan suhu tubuh yaitu
pada tanggal 7 Juni 2000 dengan suhu 38,5 C. Saat pengkajian suhu tubuh pasien
normal.
2)
Data Psikologis
a)
Rasa Nyaman
Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri
bertambah bila menggerakkan tubuhnya, nyerinya dirasakan seperti ditusuk-tusuk,
pasien tampak meringis sambil memegangi daerah operasi dengan skala nyeri 5
(sedang).
b)
Rasa Aman
Pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan
takut tidak dapat merawat dan mengutus bayinya yang berumur 2 bulan, pasien
mengatakan belum mengetahui, tentang cara perawatan luka operasinya, pasien
bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya
berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.
3)
Data Sosial
Hubungan pasien dengan perawat dan
orang lain baik, komunikasi lancar dan saat pengkajian pasien ditunggui oleh
suaminya.
4)
Data Spiritual
Pasien beragama Hindu dan sembahyang
pada hari-hari tertentu.
d.
Pemeriksaan Fisik
1)
Umum
Kesadaran : compos mentis
Keadaan umum : lemah
Bangun tubuh : sedang
Postur tubuh : tidak dapat dievaluasi
Gerak motorik : baik
Turgor kulit : elastis
Keadaan kulit : tidak ada cyanosis, tidak ada
ikterus, tidak ada
oedema
2)
Ukuran-ukuran
a)
Berat badan sebelum sakit : 56 kg
Berat badan setelah sakit :
54 kg
Tinggi badan :
160 cm
b)
Gejala kardinal
Suhu 37 C
Tekanan darah 100/60 mmHg
Nadi 96 x/menit
Respirasi 18 x/menit
3)
Khusus
a)
Kepala
Bentuk simetris, rambut hitam lurus, kulit
kepala bersih, ketombe tidak ada, rambut tidak rontok, nyeri tekan tidak ada,
tidak ada benjolan.
b)
Mata
Bentuk simetris, konjunktiva merah muda, sklera
putih, korne jernih, reflek pupil baik (isokor), pergerakan bola mata baik,
kelopak mata tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada.
c)
Hidung
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, benjolan
tidak ada, sekret tidak ada, mukosa hidung merah muda, penciuman baik
d)
Telinga
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit wajah,
serumen ada sedikit, nyeri tekan tidak ada, pendengaran baik
e)
Mulut
Bibir simetris, gigi lengkap, lidah bersih,
mukosa bibir kering, karies tidak ada, pembesaran tonsil tidak ada, mulut
bersih
f)
Leher
Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bendungan
vena jugularis tidak ada, nyeri tekan tidak ada
g)
Thorak
Pergerakan simetris, nyeri tekan tidak ada,
wheezing tidak ada, ronchi tidak ada, stridor tidak ada
h)
Abdomen
Distensi ringan, terdapat luka jaritan +
6 cm, nyeri tekan ada, nyeri lepas ada, peristaltik normal
i)
Ekstremitas
Ekstremitas atas : reflek baik, cyanosis perifer
tidak ada, pergerakan terbatas karena terpasang infus pada tangan kanan, oedema
tidak ada. Ektremitas bawah : reflek baik, cyanosis tidak ada, oedema tidak ada
j)
Genetalia
Terpasang dower kateter, kebersihan cukup
h) Anus
Hemoroid tidak ada, kelainan tidak ada
e.
Pemeriksaan Penunjang
Data hasil
laboratorium tanggal 8 Juni 2000
|
|
Normal
|
|
WBC : 6,3 K/UL
|
4,1 – 109 47,0 – 80,0 % L
|
|
LYM : 1,8 RM 29,0 % L
|
2,5 – 7,5 13,0 – 40,0 % G
|
|
GRAN : 4,5 71,0% G
|
1,0 – 4,0 2,0 – 11,0 % M
|
|
RBC : 3,87 m/UL
|
0,1 – 7,2 0,0 – 5,0 % E
|
|
HGB : 10,5 g/dL
|
0,0 – 0,5 g/dL
|
|
HCT : 32,5 %
|
0,0 – 0,5 %
|
|
MCV : 84 fL
|
4,00 – 5,20 fL
|
|
MCH : 2,71 pQ
|
12,0 – 16,0 pQ
|
|
MCHC : 32,3 g/dL
|
36,0 – 46,0 g/dL
|
|
PLT : 280 k/UL
|
80,0 – 100 K/UL
|
Data hasil
laboratorium Patologi Klinik
|
|
Normal
|
|
LED : 8 / 40 mm
|
L : 0 – 2 mm, P : 2 – 11 mm
|
|
Sedimen
-
Leukosit : 7 -8
-
Eritrosit : 2 – 3
|
4,5 – 11,0 UL
L : 4,6 – 6,2 UL, P : 4,2 – 5,4 UL
|
2.
Analisa Data
|
No.
|
Data Subyektif
|
Data Obyektif
|
Kesimpulan
|
|
1.
|
-
Pasien mengeluh nyeri pada
luka operasi
-
Pasien mengeluh nyeri
bertambah bila menggerakkan tubuhnya
-
Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
-
|
-
Pasien tampak meringis sambil
memegangi daerah operasi
-
Terdapat luka operasi +
6 cm
-
Pada palpasi terdapat nyeri
tekan disertai nyeri lepas
-
Nadi 96 x/menit, skala nyeri
5 (sedang)
-
Distensi ringan
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
|
|
2.
|
-
Pasien menyatakan sebagian
kebutuhan dibantu
-
Pasien mengatakan badannya
lemah
|
-
Kebutuhan sehari-hari pasien
dibantu seperti mandi membantu mengatur posisi
-
Keadaan umum lemah
-
Pasein terbaring di tempat
tidur
-
Tangan kanan terpasang infus
RL 28 tetes/menit
-
Terpasang dower kateter
|
Keterbatasan gerak dan aktifitas
|
|
3.
|
-
Pasien mengatakan takut pada
keadaannya sekarang
-
Pasien mengatakan takut tidka
adapat merawat dan mengurus bayinya yang brau berumur 2 bulan
-
Pasien mengatakan belum tahu
tentang cara perawatan luka operasinya
|
-
Pasien bertanya-tanya tentang
keadaan lukanya
-
Pasien bertanya akan
kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh
-
Pasien tampak gelisah
|
Gangguan rasa aman (cemas)
|
|
4.
|
|
-
Luka post operasi hari I
sepanjang + 6 cm
-
Terpasang infus RL 28
tetes/menit dan terpasang dower kateter
|
Resiko terjadinya infeksi
|
3.
Rumusan Masalah
a.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b.
Keterbatasan gerak dan
aktifitas
c.
Gangguan rasa aman (cemas)
d.
Resiko terjadinya infeksi
4.
Analisa Masalah
a.
P : Gangguan rasa nyaman (nyeri)
E : Luka pada appendiktomy
S : Pasien mengeluh nyeri
pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya,
pasien tampak meringsi sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi
sepanjang + 6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri
lepas, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5
(sedang), distensi ringan.
Proses terjadinya :
Karena pasien menjalani operasi appendiks yang mana dilakukan
sayatan + 6 cm yang menyebabkan saraf di daerah luka post operasi
tersebut terangsang karena jaringan pada kulit terputus dan merusak saraf-saraf
perifer. Rangsangan (stimulus) tersebut diteruskan oleh reseptor ke otak bagian
spinal cord melalui saraf sensori dan jawabannya di transfer kembali ke saraf
perifer melalui saraf motorik sehingga sebagai responnya maka pasien merasakan
nyeri.
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Istirahat dan tidur terganggu sehingga menghambat proses penyembuhan.
b.
P : Keterbatasan gerak dan aktifitas
E : Keadaan umum lemah
S : Pasien mengatakan sebagian
kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi,
membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah, pasien mengatakan badannya lemah,
pasien terbaring di tempat tidur, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per
menit, terpasang dower kateter
Proses terjadinya :
Karena pasien baru menjalani operasi appendiks dimana keadaan
umumnya masih lemah, maka sebagian kebutuhannya dibantu seperti mandi, dan
mengatur posisi
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Kebutuhan sehari-hari pasien tidak terpenuhi
c.
P : Gangguan rasa aman (cemas)
E : Kurangnya pengetahuan
pasien tentang keadaannya
S : Pasien mengatakan takut
pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan
mengurus bayinya yang brau berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum tahu
tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan
lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien
tampak gelisah
Proses terjadinya :
Karena pasien tidak mengetahui tentang keadaannya maka pasien
menjadi cemas dan gelisah
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien tidak kooperatif sehingga menghambat proses penyembuhan
d.
P : Resiko terjadinya infeksi
E : Luka operasi appendiks,
terpasang infus dan dower kateter
S : Luka post operasi hari I
sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower
kateter
Proses terjadinya :
Karena pasien post operasi appendiks apabila tidak dirawat dengan
prinsip septik dan antiseptik maka luka akan terkontaminasi maka terjadilah
infeksi
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Terjadi infeksi
5.
Diagnosa Keperawatan
a.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b/d luka post appendiktomy ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka
operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien
tampak meringsi sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang
+ 6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang),
distensi ringan.
b.
Keterbataan gerak dan aktifitas
b/d keadaan umum lemah ditandai dengan pasien mengatakan sebagian kebutuhannya
dibantu, kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur
posisi, keadaan umum lemah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring
di tempat tidur, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang
dower kateter
c.
Gangguan rasa aman (cemas) b/d
kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya ditandai dengan pasien
mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat
merawat dan mengurus bayinya yang brau berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum
tahu tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang
keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan
sembuh, pasien tampak gelisah.
d.
Resiko terjadiny infeksi b/d
luka operasi appendiks dan terpasang infus dan dower kateter ditandai dengan
luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28
tetes/menit dan terpasang dower kateter
B. PERENCANAAN
1.
Prioritas Masalah
a.
Diagnosa Keperawatan 1
b.
Diagnosa Keperawatan 2
c.
Diagnosa Keperawatan 3
d.
Diagnosa Keperawatan 4
2.
Rencana Perawatan
Dapat dilihat
pada halaman berikut.
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN M.Y.
DENGAN
DIAGNOSA POST APPENDIKTOMY HARI I
DI
RUANG RATNA RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 9 – 11 JUNI 2000
|
Hari/Tgl/Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana Tujuan
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
Kriteria Evaluasi
|
|
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d luka
post appendiktomy ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka operasi,
pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak
meringis sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang +
6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi
ringan.
|
Setelah diberi tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit nyeri pasien berkurang dengan kriteria :
-
Skala nyeri 2
-
Pasien tidak meringis
-
Nyeri tekan berkurang
-
Nadi 70 – 80 x/menit
|
-
Observasi vital sign terutama
nadi
-
Beri posisi yang nyaman bagi
klien
-
Ajarkan tehnik relaksasi
(nafas dalam)
-
Laksanakan tehnik distraksi
(berbincang-bincang)
-
Monitor perkembangan nyeri
dengan melihat ekpresi wajah, skala nyeri
-
Delegatif dalam pemberian
Novalgin 3 x 1 gram (injeksi IV)
|
-
Akan dapat diketahui keadaan
umum pasien
-
Akan dapat merilekskan
otot-otot pasien, dimana jika otot-otot rileks maka cadangan oksigen akan
tetap adekuat sehingga tidak terjadi iskemik pada jaringan, dengan demikian
nyeri tidak akan terlalu dirasakan oleh pasien
-
Dengan nafas dalam, otot-otot
di daerah abdomen akan relaks dan suplai oksigennya meningkat sehingga nyeri
tidak dirasakan oleh pasien
-
Dengan berbincang-bincang
akan dapat mengalihkan perhatian pasien agar tidak berfokus pada nyeri
-
Dapat dideteksi apakah nyeri
dapat berkurang atau malah bertambah
-
Novalgin merupakan salah satu
obat analgetik dan dapat mempengaruhi kerja sistem saraf pusat sehingga dapat
menghambat rangsangan nyeri yang disampaikan dari saraf perifer
|
Sabtu, 10 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA nyeri
berkurang dengan kriteria :
-
Skala nyeri 2
-
Pasien tidak meringis
-
Nyeri tekan berkurang
-
Nadi 70 – 80 x/menit
|
|
Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
|
Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah ditandai
dengan pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari
pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah,
pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur, tangan
kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter
|
Setelah diberi tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam perawatan diri pasien terpenuhi dengan kriteria :
-
Keadaan umum baik
-
Pasien dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri
-
Pasien dapat mobilisasi dini
|
-
Kaji kemampuan pasien dalam
memenuhi kebutuhannya, mana yang perlu dibantu dan mana yang dilakukan
sendiri
-
Bantu pasien untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari
-
Jelaskan pada pasien tentang
pentingnya mobilisasi dini
-
Anjurkan pasien untuk
mobilisasi dini secara bertahap di tempat tidur (miring kiri dan miring
kanan)
-
Libatkan keluarga dalam
memotivasi pasien untuk dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari
|
-
Dapat dipantau perkembangan
kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya sendiri
-
Kebutuhan pasien dapat
terpenuhi
-
Pasien dapat mengerti dan mau
melaksanakan mobilisasi sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
-
Dengan mobilisasi dini dapat
dicegah atropi otot dan mempercepat penyembuhan luka pasien
-
Keluarga dapat mengerti dan
memotivasi pasien untuk dapat segera mandiri dalam memenuhi kebutuhannya
sehari-hari
|
Sabtu, 10 Juni 2000 perawatan diri pasien
terpenuhi dengan kriteria :
-
Keadaan umum baik
-
Pasien dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri
-
Pasien dapat mobilisasi dini
|
|
Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
|
Gangguan
rasa aman (cemas) b/d kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya
ditandai dengan pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien
mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus bayinya yang baru berumur 2
bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya,
pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan
kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.
|
Setelah diberi tindakan keperawatan
selama 1 x 60 menit, cemas pasien berkurang dengan kriteria :
-
Pasien dapat mengerti tentang
penyakitnya dan tindakan operasi yang telah dilakukan pada dirinya
-
Pasien dapat bersabar dan
sampai sembuh dan dapat merawat bayinya
-
Pasien mengerti cara merawat
luka operasinya
-
Pasien tidak gelisah
|
-
Beri penjelasan tentang
penyakit dan tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien
-
Beri penjelasan tentang cara
merawat luka
-
Anjurkan pasien untuk berdoa
|
-
Agar pasien dapat mengerti
dan bisa menerima keadaannya dan bisa bersabar menunggu kesembuhannya
-
Dengan penjelasan tentang
cara merawat luka pasien dapat mengerti tentang cara merawat luka sehingga
dapat melakukannya di rumah
-
Dengan memberi dorongan untuk
berdoa maka pasien akan merasa lebih dekat dengan Tuhan sehingga merasa lebih
tenang
|
Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 14.00 WITA cemas
pasien berkurang dengan kriteria :
-
Pasien dapat mengerti tentang
penyakitnya dan tindakan operasi yang telah dilakukan pada dirinya
-
Pasien dapat bersabar dan
sampai sembuh dan dapat merawat bayinya
-
Pasien mengerti cara merawat
luka operasinya
-
Pasien tidak gelisah
|
|
Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
|
Resiko terjadinya infeksi b/d luka
operasi appendiks dan terpasang infus dan dower kateter ditandai dengan luka
post operasi hari I sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28
tetes/menit dan terpasang dower kateter
|
Setelah diberikan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria :
-
Luka kering dan bersih
-
Tanda-tanda infeksi tidak ada
-
Dower kateter dan infus
terawat
|
-
Observasi tanda-tanda infeksi
-
Rawat luka dengan tehnik
septik dan aseptik
-
Rawat dower kateter dan infus
-
Delegatif dalam pemberian
antibiotika Ceradolan 3 x 1 gram
|
-
Dengan mengobservasi
tanda-tanda infeksi dapat diketahui apakah terjadi infeksi atau tidak
-
Agar kuman yang akan
menginfeksi kemungkinan akan mati dan luka akan cepat sembuh
-
Akan dapat mencegah
kemungkinan terjadi infeksi melalui selang infus dan dower kateter
-
Dengan pemberian Ceradolan
yang adekuat maka perkembangan bakteri tidak terjadi sehingga luka terbebas
dari kuman dan tetap kering
|
Minggu, 11 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
infeksi tidak terjadi dengan kriteria
:
-
Luka kering dan bersih
-
Tanda-tanda infeksi tidak ada
-
Dower kateter dan infus
terawat
|
C. PELAKSANAAN
Nama : M.Y. Ruang
: Ratna
Umur : 20 tahun Nomor
CM : 451798
|
Hari/Tgl/Jam
|
Pelaksanaan
|
Evaluasi
|
Nama / Paraf
|
|
Jumat, 9 Juni
2000
Pk. 14.00 WITA
Pk. 16.00 WITA
Pk. 17.00 WITA
Pk. 17.30 WITA
|
-
Mengukur vital sign
-
Memberi penyuluhan tentang
penyakitnya, faktor pencetus, dan tindakan yang telah dilakukan pada pasien
serta menganjurkan pasien untuk berdoa
-
Memandikan pasien serta
melatih pasien mobilisasi miring kiri dan miring kanan
-
Memberikan penyuluhan tentang
pentingnya mobilisasi dini, mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi,
mengukur vital sign.
-
Memberi minum sedikit-sedikit
|
Suhu 36,2 C,
nadi 96 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg
Pasien
mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh perawat
Pasien sudah
bisa miring kiri dan miring kanan sedikit demi sedikit secara bertahap dan
pasien sudah dimandikan, pasien bersih
Pasien mau
mobilisasi, Suhu 36 C, nadi 96 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah
110/70 mmHg
Pasien minum +
50 cc
|
|
|
Sabtu 10 Juni
2000
Pk. 07.00 WITA
Pk. 09.00 WITA
Pk. 10.00 WITA
Pk. 12.00 WITA
|
-
Memandikan pasien
-
Merapikan tempat tidur dan
lingkungan
-
Memberi makan dan minum sedikit-sedikit
-
Mengukur vital sign
-
Injeksi Ceradolan 1 gram,
Alinamin F 1 ampul, Novalgin 1 ampul, Vit C 200 mg
-
Memberi dorongan psikologis
yaitu menganjurkan untuk berdoa
-
Mengkaji tanda-tanda infeksi
-
Mengkaji skala nyeri dan
mengatur posisi yang nyaman bagi
pasien
-
Merawat luka, merawat infus
dan merawat dower kateter
-
Memberi bubur saring dan
minum sedikit-sedikit
|
Pasien rapi
dan bersih
Tempat tidur
dan lingkungan rapi dan bersih
Makan bubur
saring 8 sendok dan minum 50 cc
Suhu 37 C,
nadi 84 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg
Obat injeksi
sudah masuk IV per set
Pasien
mengerti dan melaksanakannya
Tanda-tanda
infeksi tidak ada : panas tidak ada, bengkak tidak ada
Skala nyeri 2
(ringan) dan posisi sudah dirasa nyaman oleh pasien
Luka bersih
dan sudah dirawat dengan alkohol dan betadine, infus dan dower kateter
terawat
Makan bubur
saring ¼ porsi, minum + 70 cc
|
|
D. EVALUASI
Setelah mendapatkan tindakan keperawatan, maka perkembangan
perawatan pasien dapat dilihat sebagai berikut :
Nama : M.Y. Ruang
: Ratna
Umur : 20 tahun Nomor
CM : 451798
|
Hari/Tgl/Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Evaluasi
|
|
Sabtu, 10 Juni
2000
Pk. 13.00 WITA
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d luka
post appendiktomy ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka operasi,
pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak
meringis sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang +
6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi
ringan.
|
S : Pasien
mengatakan nyeri berkurang
O : Skala
nyeri 2 (ringan), nyeri tekan berkurang, nadi 84 x/menit
A : Masalah
teratasi
P : -
|
|
Sabtu 10 Juni
2000
Pk. 13.00 WITA
|
Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah ditandai
dengan pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari
pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah,
pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur, tangan
kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter
|
S : Pasien
mengatakan mampu melaksanakan kebutuhannya yang ringan dan badannya sudah
lebih segar
O : Pasien
bisa mobilisasi sendiri, makan sendiri
A : Masalah
teratasi
P : -
|
|
Jumat, 9 Juni
2000
Pk. 14. 00 WITA
|
Gangguan
rasa aman (cemas) b/d kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya
ditandai dengan pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien
mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus bayinya yang baru berumur 2
bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya,
pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan
kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.
|
S : Pasien
mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya dan tindakan yang dilakukan
pada dirinya serta mau bersabar menunggu kesembuhannya
O : Ekpresi
wajah tampak tenang dan tidak gelisah lagi
A : Masalah
teratasi
P : -
|
|
Senin, 12 Juni
2000
Pk. 13.00 WITa
|
Resiko terjadinya infeksi b/d luka operasi appendiks dan terpasang
infus dan dower kateter ditandai dengan luka post operasi hari I sepanjang +
6 cm, terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter
|
S : Pasien
mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan
O :
Tanda-tanda infeksi tidak ada, luka kering
A : Masalah
tidak terjadi tetapi kemungkinan bisa terjadi
P : Lanjutkan
tindakan keperawatan sesuai rencana
|
BAB IV
PEMBAHASAN