Sabtu, 16 Mei 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APPENDICITIS



A. KONSEP DASAR APPENDICITIS
1.   Pengertian
Appendiksitis adalah peradangan pada appendiks vermiformis yang merupakan kasus gawat darurat abdomen.

2.   Epidemiologi
      Appendicitis merupakan kasus bedah yang banyak dijumpai, saat ini termasuk  
      penyakit akut abdomen. Dari laporan Rumah Sakit Sanglah Denpasar pada tahun  
      2007 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi(  ) .Tingginya angka
kejadian ini ada kaitannya dengan prilaku dan gaya hidup masyarakat kita saat ini seperti pola makan yang tidak teratur, aktivitas yang kurang dan lainnya. 

3.   Etiologi
Adanya penyumbatan pada lumen yang dapat disebabkan oleh :
-          Hiperplasia dari folikel limfoid
-          Adanya leukosit dalam lumen appendiks
-          Adanya benda asing seperti cacing ascaris
-          Striktur karena fibrosis

4.   Patofisiologi
Faktor utama penyebab appendiksitis adalah obstruksi lumen yang diikuti dengan infeksi oleh bakteri. Bila ada obstruksi yang lebih jarang adalah batu, tumor, cacing parasit lain, infeksi virus atau benda asing lain yang mengakibatkan pembengkakan jaringan limfoid, sekret mukus yang terus menerus yang menyebabkan appendiks teregang dan terbendung menyebabkan dinding appendiks oedema serta merangsang tunika serosa dan peritoneum visceral. Oleh karena persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal maka rangsangan ini dirasakan sebagai rasa sakit di sekitar umbilikus. Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah yang menyebabkan apendik semakin meregang kemudian timbul gangguan aliran vena sedangkan arteri belum terganggu. Peradangan yang meluas dan mengenali peritoneum parietal setempat sehingga menimbulkan rasa nyeri di kanan bawah.

5.   Klasifikasi Appendiksitis
a.       Appendiksitis supuratif akut
b.      Appendiksitis gangrenosa
c.       Appendiksitis perforasi
d.      Appendiksitis infiltrat
e.       Appendiksitis abses
f.       Appendiksitis kronik dan akut



6.   Gejala Klinik
-          Nyeri samar-samar dan merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus
-          Mual dan kadang muntah
-          Nafsu makan menurun
-          Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney sehingga nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas berupa nyeri tekan dan nyeri lepas pada regio iliaka dekstra
-          Kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita memerlukan obat pencahar
-          Demam sekitar 37,5 C – 38,5 C


7.  Pemeriksaan fisik
a.             Inspeksi           :
1.      Klien tampak kesakitan dan bertambah berat jika disuruh menekuk kaki kanan
2.      Pergerakan klien yang sangat hati – hati terutama pada yang akut
3.      Bila berbaring kaki kanan sedikit ditekuk

b.      Auskultasi : penurunan peristaltic usus
c.       Palpasi       :
1.      Temperatur badan hangat
2.      Nyeri lepas di daerah Mc. Burney yang menjalar ke seluruh perut
d.   Auskultasi :

8.   Pemeriksan penunjang :
A  Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan leukositosis ,untuk menegakkan  
diagnose pada perforasi terjadi peningkatan leukosit yang tinggi antara 10.000 – 18.000 /mm3
a.       Pemeriksaan urine rutin untuk membedakan appendiksitis dengan kelainan di saluran kencing
b.      Foto Rontgen/ USG ; ditemukan gambaran tumpukan masa di umbai cacing

9.   Kreteria Diagnosis










10.  Penatalaksanaan
Pada appendiksitis pengobatan yang paling baik adalah operasi appendiktomy. Dalam waktu 48 jam operasi  harus telah dilakukan atau bila tidak mungkin maka dilakukan tindakan konservatif. Penderita diobservasi, istirahat total dalam posisi fowler, beri antibiotik dan beri makanan yang tidak merangsang peristaltik.
Tindakan pre operatif : penderita dirawat, berikan antibiotik dan kompres untuk menurunkan suhu tubuh penderita, bila terlihat adanya gangguan keseimbangan air maka segera diberikan cairan parenteral seperti Na Cl 0,9 % dan Glukosa 5%. Daerah perut bawah dan pubis dibersihkan dan dicukur. Premedikasi diberikan 30 menit sebelum operasi.
Tindakan operatif : Appendiktomy
Tindakan Post Operatif : observasi tanda vital, penderita dikatakan baik dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu puasa sampai fungsi usus normal kemudian berikan minum sedikit, keesokan harinya diberikan makanan saring, hari berikutnya makanan lunak dan mobilisasi dini dilakukan satu hari pasca bedah.

B.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien
a.Pre appendiktomy adalah :
            Data subyektif :
1.      Nyeri daerah pusar menjalar kedaerah perut kanan bawah
2.      Mual, muntah , kembung
3.      tidak nafsu makan
4.      tungkai kanan tidak dapat diluruskan
5.      Diare atau konstipasi
Data obyektif
1.      Nyeri tekan di titik Mc.burney
2.      Peningkatan suhu tubuh 38 - 38,5ºc
3.      Spasme otot
4.      Takhikardi, takipnea
5.      pucat, gelisah
6.      Bising usus berkurang atau tidak ada
b. Data post op Appendictomy
            Data Subyektif
1.      Nyeri daerah operasi
2.      Lemas
3.      Haus
4.      Mual, kembung
5.      pusing
Data Obyektif
1.      Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
2.      Terpasang infuse
3.      Bising usus berkurang
4.      Selaput mukosa mulut kering
 

2.      Diagnosa Keperawatan
1.      Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
2.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d post appendiktomy
3.      Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
4.      Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d intake kurang
5.      Resiko terjadi infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril

Pohon Masalah :

3.      Perencanaan
a Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah
Rencana Tindakan :
1.      Rubah posisi secara perlahan
2.      Anjurkan mobilisasi dini
3.      Monitor vital signs
4.      Bantu memenhui kebutuhan sehari-hari
b.Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d pre / post appendiktomy
Rencana Tindakan :
                              1. Evaluasi atau monitor perkembangan nyeri dengan
                                  melihat ekpresi wajah dan skala nyeri
                              2. Ukur vital sign
                              3. Atur posisi semi fowler
                              4. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
5. Kolabrasi dalam pemberian analgetik
c. Gangguan rasa aman (cemas) b/d pembedahan atau kurangnya pengetahuan
Rencana Tindakan :
1.Beri penjelasan tentang penyakitnya
2.Memberitahukan pasien tentang pengobatan dan  
   perawatan yang diberikan
3.Beri dorongan secara psikologis
d. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan b/d      
    intake kurang
Rencana Tindakan ;
1.Catat intake dan output
2.Monitor tanda vital
3.Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral




e. Resiko terjadinya infeksi b/d perawatan luka yang kurang steril
Rencana Tindakan :
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Pertahankan tindakan pencegahan dengan tehnik septik aseptik
1.      Pantau tanda-tanda vital
2.      Rawat luka dengan steril
3.      Kolaborasi dengan pemberian antibiotik

b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah di susun dalam rencana perawatan. Pelaksanaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan keperawatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

c.       Evaluasi
Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap keberhasilan dari perencanaan dan pelaksanaan perawatan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak




















BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 9 Juni 2000 Pk. 12.00 WITA di Ruang Ratna RSUP Sanglah Denpasar.
1.      Pengumpulan Data
a.       Identitas
  Pasien                        Penanggung
Nama                                 : M.Y.                          : K.S.
Umur                                 : 20 tahun                    : 25 tahun
Jenis Kelamin                    : Perempuan                : Laki-laki
Status Perkawinan            : Kawin                       : Kawin
Suku Bangsa                     : Bali/Indonesia           : Bali/Indonesia
Agama                               : Hindu                        : Hindu
Pendidikan                                    : SMP                          : SMU
Pekerjaan                           : Ibu Rumah Tangga   : Wiraswasta
Alamat                              : Br. Lengkiling Peguyangan Denpasar Barat
b.      Alasan Dirawat
1)      Keluhan Utama : Nyeri pada luka post operasi
2)      Riwayat Penyakit :
Pasien datang tanggal 8 Juni 2000 Pk. 10.30 WITA dengan keadaan umum lemah, tekanan darah 100/60 mmHg, suhu 36,5 C, nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit. Sejak tanggal 5 Juni 2000 pasien merasakan nyeri perut pada bagian kanan bawah yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Pasien sempat berobat ke dokter swasta dan diberi obat tetapi pasien lupa nama obatnya kemudian sejak pagi tanggal 8 Juni 2000 pasien mengatakan nyeri perutnya semakin bertambah, perut terasa kembung, demam, mual dan muntah sebanyak dua kali, BAB dan BAK normal. Pasien kembali berobat ke dokter swasta dan pasien dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar sehingga pada Pk. 07.00 WITA pasien dikirim ke UGD Triage Medis diantar oleh keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosa Appendiksitis Akut dan pada Pk. 09.30 WITA pasien menjalani operasi dan selesai pada Pk. 10.30 WITA dan pasien dipindahkan ke Ruang Ratna untuk mendapatkan perawatan selanjutnya yaitu perawatan Post Appendiktomy.

Riwayat kebidanan : pasien post partum dua bulan yang lalu yaitu tanggal 30 Mei 2000, partus spontan di bidan swasta, anak lahir perempuan dengan BB 3200 gram, menangis spontan, sekarang hidup, saat ini pasien sedang menyusui, tidak ada perdarahan pervaginam tidak ada, keputihan tidak ada, panas badan tidak ada, pasien menggunakan KB Suntik, menarche pada umur 14 tahun, haid teratur, dengan siklus 28 hari, lama haid 3 – 4 hari, HPHT : 1 Mei 2000.

Diagnosa Medis : Post Appendiktomy Hari I
Therapy :
-          IVFD RL 28 tetes/menit
-          Ceradolan 3 x 1 gram
-          Novalgin 3 x 1 ampul
-          Alinamin F 3 x 1 ampul
-          Vit C 3 x 200 mg

c.       Data Bio Psiko Sosio Spiritual
1)      Data Biologis
a)      Bernafas
Sebelum dan saat pengkajian pasien tidak mengalami gangguan dalam bernafas baik saat inspirasi maupun ekspirasi
b)      Makan dan minum
Sebelum dirawat pasien tidak ada gangguan dalam hal makan atau minum. Pasien biasa makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk pauk, sayur dan kadang-kadang buah. Pasien mengatakan suka makan rujak dan yang pedas-pedas dan tidak memiliki pantangan dalam hal makan, pasien biasa minum 1500 cc sehari. Pada saat dirawat pasien mengeluh nafsu makannya berkurang dan pasien hanya menghabiskan ½ dari porsi makan yang disediakan. Berat badan menurun sejak …….menjadi 54 kg yang sebelumnya 56 kg. Saat pengkajian pengukuran BB tidak bisa dilakukan karena keadaan umum pasien lemah. Untuk mengganti nutrisi pada pasien dipasang infus RL 28 tetes/menit. Pasien sudah bisa minum sedikit-sedikit secara oral (…….cc per kali minum).
c)      Eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam BAB dan BAK. Pasien BAB sekali sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek, warna kuning, sedangkan BAK 4 – 5 kali sehari dengan bau khas. Saat pengkajian pasien belum BAB, flatus (+) dengan bau khas, terpasang dower kateter dgn jumlah urine 700 cc.
d)     Istirahat dan tidur
Sebelum dan sesudah sakit pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam istirahat dan tidur. Sebelum dirawat pasien biasa tidur malam Pk. 22.00 WITA dan bangun pada Pk. 05.00 WITA, tidur siang jarang.
e)      Gerak dan aktifitas
Pasien biasa melakukan aktifitas sehari-hari sebelum dirawat seperti memasak, mencuci, mengurus bayi. Saat pengkajian pasien terbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, terpasang infus RL 28 tetes per menit dan terpasang dower kateter, pasien mengatakan badannya lemah dan kebutuhan pasien dibantu seperti mandi dan mengatur posisi.
f)       Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien mengatakan mandi 2 x per hari dikamar mandi dengan memakai handuk, gososk gigi 2 x sehari, cuci rambut 3 x seminggu. Saat pengkajian pasien tidak bisa mandi sendiri dan dibantu oleh perawat.
g)      Pengaturan suhu tubuh
Selama sakit pasien pernah mengalami peningkatan suhu tubuh yaitu pada tanggal 7 Juni 2000 dengan suhu 38,5 C. Saat pengkajian suhu tubuh pasien normal.
2)      Data Psikologis
a)      Rasa Nyaman
Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, nyerinya dirasakan seperti ditusuk-tusuk, pasien tampak meringis sambil memegangi daerah operasi dengan skala nyeri 5 (sedang).
b)      Rasa Aman
Pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengutus bayinya yang berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum mengetahui, tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.
3)      Data Sosial
Hubungan pasien dengan perawat dan orang lain baik, komunikasi lancar dan saat pengkajian pasien ditunggui oleh suaminya.

4)      Data Spiritual
Pasien beragama Hindu dan sembahyang pada hari-hari tertentu.

d.      Pemeriksaan Fisik
1)      Umum
Kesadaran                   : compos mentis
Keadaan umum           : lemah
Bangun tubuh             : sedang
Postur tubuh                : tidak dapat dievaluasi
Gerak motorik             : baik
Turgor kulit                 : elastis
Keadaan kulit              : tidak ada cyanosis, tidak ada ikterus, tidak ada
  oedema
2)      Ukuran-ukuran
a)      Berat badan sebelum sakit            : 56 kg
Berat badan setelah sakit              : 54 kg
Tinggi badan                                 : 160 cm
b)      Gejala kardinal
Suhu 37 C
Tekanan darah 100/60 mmHg
Nadi 96 x/menit
Respirasi 18 x/menit

3)      Khusus
a)      Kepala
Bentuk simetris, rambut hitam lurus, kulit kepala bersih, ketombe tidak ada, rambut tidak rontok, nyeri tekan tidak ada, tidak ada benjolan.
b)      Mata
Bentuk simetris, konjunktiva merah muda, sklera putih, korne jernih, reflek pupil baik (isokor), pergerakan bola mata baik, kelopak mata tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada.
c)      Hidung
Bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada, benjolan tidak ada, sekret tidak ada, mukosa hidung merah muda, penciuman baik
d)     Telinga
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit wajah, serumen ada sedikit, nyeri tekan tidak ada, pendengaran baik
e)      Mulut
Bibir simetris, gigi lengkap, lidah bersih, mukosa bibir kering, karies tidak ada, pembesaran tonsil tidak ada, mulut bersih
f)       Leher
Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, bendungan vena jugularis tidak ada, nyeri tekan tidak ada


g)      Thorak
Pergerakan simetris, nyeri tekan tidak ada, wheezing tidak ada, ronchi tidak ada, stridor tidak ada
h)      Abdomen
Distensi ringan, terdapat luka jaritan + 6 cm, nyeri tekan ada, nyeri lepas ada, peristaltik normal
i)        Ekstremitas
Ekstremitas atas : reflek baik, cyanosis perifer tidak ada, pergerakan terbatas karena terpasang infus pada tangan kanan, oedema tidak ada. Ektremitas bawah : reflek baik, cyanosis tidak ada, oedema tidak ada
j)        Genetalia
Terpasang dower kateter, kebersihan cukup
h) Anus
Hemoroid tidak ada, kelainan tidak ada

e.       Pemeriksaan Penunjang
Data hasil laboratorium tanggal 8 Juni 2000

Normal
WBC : 6,3 K/UL
4,1 – 109    47,0 – 80,0 % L
LYM : 1,8 RM 29,0 % L
2,5 – 7,5     13,0 – 40,0 % G
GRAN : 4,5  71,0% G
1,0 – 4,0      2,0 – 11,0 % M
RBC : 3,87 m/UL
0,1 – 7,2      0,0 – 5,0 % E
HGB : 10,5 g/dL
0,0 – 0,5 g/dL
HCT : 32,5 %
0,0 – 0,5 %
MCV : 84 fL
4,00 – 5,20 fL
MCH : 2,71 pQ
12,0 – 16,0 pQ
MCHC : 32,3 g/dL
36,0 – 46,0 g/dL
PLT : 280 k/UL
80,0 – 100 K/UL

Data hasil laboratorium Patologi Klinik

Normal
LED : 8 / 40 mm
L : 0 – 2 mm, P : 2 – 11 mm
Sedimen
-          Leukosit : 7 -8
-          Eritrosit : 2 – 3

4,5 – 11,0 UL
L : 4,6 – 6,2 UL, P : 4,2 – 5,4 UL

2.      Analisa Data
No.
Data Subyektif
Data Obyektif
Kesimpulan
1.
-          Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi
-          Pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya
-          Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
-           
-          Pasien tampak meringis sambil memegangi daerah operasi
-          Terdapat luka operasi + 6 cm
-          Pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas
-          Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang)
-          Distensi ringan

Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2.
-          Pasien menyatakan sebagian kebutuhan dibantu
-          Pasien mengatakan badannya lemah
-          Kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi membantu mengatur posisi
-          Keadaan umum lemah
-          Pasein terbaring di tempat tidur
-          Tangan kanan terpasang infus RL 28 tetes/menit
-          Terpasang dower kateter
Keterbatasan gerak dan aktifitas
3.
-          Pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang
-          Pasien mengatakan takut tidka adapat merawat dan mengurus bayinya yang brau berumur 2 bulan
-          Pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya

-          Pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya
-          Pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh
-          Pasien tampak gelisah

Gangguan rasa aman (cemas)
4.

-          Luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm
-          Terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter
Resiko terjadinya infeksi


3.      Rumusan Masalah
a.       Gangguan rasa nyaman (nyeri)
b.      Keterbatasan gerak dan aktifitas
c.       Gangguan rasa aman (cemas)
d.      Resiko terjadinya infeksi

4.      Analisa Masalah
a.       P    : Gangguan rasa nyaman (nyeri)
E    : Luka pada appendiktomy
S    : Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak meringsi sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang + 6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi ringan.
Proses terjadinya :
Karena pasien menjalani operasi appendiks yang mana dilakukan sayatan + 6 cm yang menyebabkan saraf di daerah luka post operasi tersebut terangsang karena jaringan pada kulit terputus dan merusak saraf-saraf perifer. Rangsangan (stimulus) tersebut diteruskan oleh reseptor ke otak bagian spinal cord melalui saraf sensori dan jawabannya di transfer kembali ke saraf perifer melalui saraf motorik sehingga sebagai responnya maka pasien merasakan nyeri.

Akibat bila tidak ditanggulangi :
Istirahat dan tidur terganggu sehingga menghambat proses penyembuhan.

b.      P  : Keterbatasan gerak dan aktifitas
E  : Keadaan umum lemah
S  : Pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter
Proses terjadinya :
Karena pasien baru menjalani operasi appendiks dimana keadaan umumnya masih lemah, maka sebagian kebutuhannya dibantu seperti mandi, dan mengatur posisi
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Kebutuhan sehari-hari pasien tidak terpenuhi

c.       P  : Gangguan rasa aman (cemas)
E  : Kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya
S  : Pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus bayinya yang brau berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah
Proses terjadinya :
Karena pasien tidak mengetahui tentang keadaannya maka pasien menjadi cemas dan gelisah
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Pasien tidak kooperatif sehingga menghambat proses penyembuhan

d.      P  : Resiko terjadinya infeksi
E  : Luka operasi appendiks, terpasang infus dan dower kateter
S  : Luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter
Proses terjadinya :
Karena pasien post operasi appendiks apabila tidak dirawat dengan prinsip septik dan antiseptik maka luka akan terkontaminasi maka terjadilah infeksi
Akibat bila tidak ditanggulangi :
Terjadi infeksi

5.      Diagnosa Keperawatan
a.       Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d luka post appendiktomy ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak meringsi sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang + 6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi ringan.
b.      Keterbataan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah ditandai dengan pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter
c.       Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya ditandai dengan pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus bayinya yang brau berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.
d.      Resiko terjadiny infeksi b/d luka operasi appendiks dan terpasang infus dan dower kateter ditandai dengan luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter

B.     PERENCANAAN
1.      Prioritas Masalah
a.       Diagnosa Keperawatan 1
b.      Diagnosa Keperawatan 2
c.       Diagnosa Keperawatan 3
d.      Diagnosa Keperawatan 4

2.      Rencana Perawatan
Dapat dilihat pada halaman berikut.



















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN M.Y.
DENGAN DIAGNOSA POST APPENDIKTOMY HARI I
DI RUANG RATNA RSUP SANGLAH DENPASAR

TANGGAL 9 – 11 JUNI 2000

Hari/Tgl/Jam
Diagnosa Keperawatan
Rencana Tujuan
Rencana Tindakan
Rasional
Kriteria Evaluasi

Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d luka post appendiktomy ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak meringis sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang + 6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi ringan.

Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit nyeri pasien berkurang dengan kriteria :
-         Skala nyeri 2
-         Pasien tidak meringis
-         Nyeri tekan berkurang
-         Nadi 70 – 80 x/menit

-         Observasi vital sign terutama nadi
-         Beri posisi yang nyaman bagi klien









-         Ajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam)




-         Laksanakan tehnik distraksi (berbincang-bincang)

-         Monitor perkembangan nyeri dengan melihat ekpresi wajah, skala nyeri

-         Delegatif dalam pemberian Novalgin 3 x 1 gram (injeksi IV)
-         Akan dapat diketahui keadaan umum pasien
-         Akan dapat merilekskan otot-otot pasien, dimana jika otot-otot rileks maka cadangan oksigen akan tetap adekuat sehingga tidak terjadi iskemik pada jaringan, dengan demikian nyeri tidak akan terlalu dirasakan oleh pasien
-         Dengan nafas dalam, otot-otot di daerah abdomen akan relaks dan suplai oksigennya meningkat sehingga nyeri tidak dirasakan oleh pasien
-         Dengan berbincang-bincang akan dapat mengalihkan perhatian pasien agar tidak berfokus pada nyeri
-         Dapat dideteksi apakah nyeri dapat berkurang atau malah bertambah


-         Novalgin merupakan salah satu obat analgetik dan dapat mempengaruhi kerja sistem saraf pusat sehingga dapat menghambat rangsangan nyeri yang disampaikan dari saraf perifer
Sabtu, 10 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA nyeri berkurang dengan kriteria :
-         Skala nyeri 2
-         Pasien tidak meringis
-         Nyeri tekan berkurang
-         Nadi 70 – 80 x/menit

Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah ditandai dengan pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter

Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam perawatan diri pasien terpenuhi dengan kriteria :
-         Keadaan umum baik
-         Pasien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
-         Pasien dapat mobilisasi dini
-         Kaji kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya, mana yang perlu dibantu dan mana yang dilakukan sendiri
-         Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari
-         Jelaskan pada pasien tentang pentingnya mobilisasi dini

-         Anjurkan pasien untuk mobilisasi dini secara bertahap di tempat tidur (miring kiri dan miring kanan)
-         Libatkan keluarga dalam memotivasi pasien untuk dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari
-         Dapat dipantau perkembangan kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhannya sendiri



-         Kebutuhan pasien dapat terpenuhi


-         Pasien dapat mengerti dan mau melaksanakan mobilisasi sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
-         Dengan mobilisasi dini dapat dicegah atropi otot dan mempercepat penyembuhan luka pasien

-         Keluarga dapat mengerti dan memotivasi pasien untuk dapat segera mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Sabtu, 10 Juni 2000 perawatan diri pasien terpenuhi dengan kriteria :
-         Keadaan umum baik
-         Pasien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
-         Pasien dapat mobilisasi dini
Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya ditandai dengan pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus bayinya yang baru berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.

Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, cemas pasien berkurang dengan kriteria :
-         Pasien dapat mengerti tentang penyakitnya dan tindakan operasi yang telah dilakukan pada dirinya
-         Pasien dapat bersabar dan sampai sembuh dan dapat merawat bayinya
-         Pasien mengerti cara merawat luka operasinya
-         Pasien tidak gelisah
-         Beri penjelasan tentang penyakit dan tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien


-         Beri penjelasan tentang cara merawat luka







-         Anjurkan pasien untuk berdoa

-         Agar pasien dapat mengerti dan bisa menerima keadaannya dan bisa bersabar menunggu kesembuhannya

-         Dengan penjelasan tentang cara merawat luka pasien dapat mengerti tentang cara merawat luka sehingga dapat melakukannya di rumah



-         Dengan memberi dorongan untuk berdoa maka pasien akan merasa lebih dekat dengan Tuhan sehingga merasa lebih tenang
Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 14.00 WITA cemas pasien berkurang dengan kriteria :
-         Pasien dapat mengerti tentang penyakitnya dan tindakan operasi yang telah dilakukan pada dirinya
-         Pasien dapat bersabar dan sampai sembuh dan dapat merawat bayinya
-         Pasien mengerti cara merawat luka operasinya
-         Pasien tidak gelisah

Jumat, 9 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA
Resiko terjadinya infeksi b/d luka operasi appendiks dan terpasang infus dan dower kateter ditandai dengan luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam infeksi tidak terjadi dengan kriteria  :
-         Luka kering dan bersih
-         Tanda-tanda infeksi tidak ada
-         Dower kateter dan infus terawat
-         Observasi tanda-tanda infeksi
-         Rawat luka dengan tehnik septik dan aseptik
-         Rawat dower kateter dan infus
-         Delegatif dalam pemberian antibiotika Ceradolan 3 x 1 gram
-         Dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi dapat diketahui apakah terjadi infeksi atau tidak
-         Agar kuman yang akan menginfeksi kemungkinan akan mati dan luka akan cepat sembuh
-         Akan dapat mencegah kemungkinan terjadi infeksi melalui selang infus dan dower kateter
-         Dengan pemberian Ceradolan yang adekuat maka perkembangan bakteri tidak terjadi sehingga luka terbebas dari kuman dan tetap kering
Minggu, 11 Juni 2000 Pk. 13.00 WITA infeksi tidak terjadi dengan kriteria  :
-         Luka kering dan bersih
-         Tanda-tanda infeksi tidak ada
-         Dower kateter dan infus terawat

C.    PELAKSANAAN
Nama         : M.Y.                                                              Ruang              : Ratna
Umur         : 20 tahun                                                        Nomor CM      : 451798
Hari/Tgl/Jam
Pelaksanaan
Evaluasi
Nama / Paraf
Jumat, 9 Juni 2000
Pk. 14.00 WITA








Pk. 16.00 WITA





Pk. 17.00 WITA






Pk. 17.30 WITA
-         Mengukur vital sign




-         Memberi penyuluhan tentang penyakitnya, faktor pencetus, dan tindakan yang telah dilakukan pada pasien serta menganjurkan pasien untuk berdoa

-         Memandikan pasien serta melatih pasien mobilisasi miring kiri dan miring kanan


-         Memberikan penyuluhan tentang pentingnya mobilisasi dini, mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi, mengukur vital sign.

-         Memberi minum sedikit-sedikit


Suhu 36,2 C, nadi 96 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg

Pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh perawat





Pasien sudah bisa miring kiri dan miring kanan sedikit demi sedikit secara bertahap dan pasien sudah dimandikan, pasien bersih

Pasien mau mobilisasi, Suhu 36 C, nadi 96 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg



Pasien minum + 50 cc

Sabtu 10 Juni 2000
Pk. 07.00 WITA






Pk. 09.00 WITA













Pk. 10.00 WITA












Pk. 12.00 WITA


-         Memandikan pasien

-         Merapikan tempat tidur dan lingkungan

-          Memberi makan dan minum sedikit-sedikit

-         Mengukur vital sign




-         Injeksi Ceradolan 1 gram, Alinamin F 1 ampul, Novalgin 1 ampul, Vit C 200 mg

-         Memberi dorongan psikologis yaitu menganjurkan untuk berdoa

-         Mengkaji tanda-tanda infeksi


-         Mengkaji skala nyeri dan mengatur posisi  yang nyaman bagi pasien

-         Merawat luka, merawat infus dan merawat dower kateter


-         Memberi bubur saring dan minum sedikit-sedikit



Pasien rapi dan bersih

Tempat tidur dan lingkungan rapi dan bersih

Makan bubur saring 8 sendok dan minum 50 cc

Suhu 37 C, nadi 84 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg

Obat injeksi sudah masuk IV per set



Pasien mengerti dan melaksanakannya



Tanda-tanda infeksi tidak ada : panas tidak ada, bengkak tidak ada

Skala nyeri 2 (ringan) dan posisi sudah dirasa nyaman oleh pasien


Luka bersih dan sudah dirawat dengan alkohol dan betadine, infus dan dower kateter terawat

Makan bubur saring ¼ porsi, minum + 70 cc


D.    EVALUASI
Setelah mendapatkan tindakan keperawatan, maka perkembangan perawatan pasien dapat dilihat sebagai berikut :

Nama         : M.Y.                                                              Ruang              : Ratna
Umur         : 20 tahun                                                        Nomor CM      : 451798
Hari/Tgl/Jam
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Sabtu, 10 Juni 2000
Pk. 13.00 WITA


Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d luka post appendiktomy ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, pasien mengeluh nyeri bertambah bila menggerakkan tubuhnya, pasien tampak meringis sambil memegang daerah operasi, terdapat luka operasi sepanjang + 6 cm, pada palpasi terdapat nyeri tekan disertai nyeri lepas, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, Nadi 96 x/menit, skala nyeri 5 (sedang), distensi ringan.

S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri 2 (ringan), nyeri tekan berkurang, nadi 84 x/menit
A : Masalah teratasi
P : -
Sabtu 10 Juni 2000
Pk. 13.00 WITA

Keterbatasan gerak dan aktifitas b/d keadaan umum lemah ditandai dengan pasien mengatakan sebagian kebutuhannya dibantu, kebutuhan sehari-hari pasien dibantu seperti mandi, membantu mengatur posisi, keadaan umum lemah, pasien mengatakan badannya lemah, pasien terbaring di tempat tidur, tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit, terpasang dower kateter

S : Pasien mengatakan mampu melaksanakan kebutuhannya yang ringan dan badannya sudah lebih segar
O : Pasien bisa mobilisasi sendiri, makan sendiri
A : Masalah teratasi
P : -
Jumat, 9 Juni 2000
Pk. 14. 00 WITA
Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurangnya pengetahuan pasien tentang keadaannya ditandai dengan pasien mengatakan takut pada keadaannya sekarang, pasien mengatakan takut tidak dapat merawat dan mengurus bayinya yang baru berumur 2 bulan, pasien mengatakan belum tahu tentang cara perawatan luka operasinya, pasien bertanya-tanya tentang keadaan lukanya, pasien bertanya akan kesembuhannya dan berapa lama akan sembuh, pasien tampak gelisah.


S : Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya dan tindakan yang dilakukan pada dirinya serta mau bersabar menunggu kesembuhannya
O : Ekpresi wajah tampak tenang dan tidak gelisah lagi
A : Masalah teratasi
P : -

Senin, 12 Juni 2000
Pk. 13.00 WITa
Resiko terjadinya infeksi b/d luka operasi appendiks dan terpasang infus dan dower kateter ditandai dengan luka post operasi hari I sepanjang + 6 cm, terpasang infus RL 28 tetes/menit dan terpasang dower kateter
S : Pasien mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan
O : Tanda-tanda infeksi tidak ada, luka kering
A : Masalah tidak terjadi tetapi kemungkinan bisa terjadi
P : Lanjutkan tindakan keperawatan sesuai rencana


















BAB IV
PEMBAHASAN